bsi

Selasa, 05 Mei 2015

wawancara dengan pedagang ankringan



RANGKUMAN EKSEKUTIF

Usaha ini bergerak di bidang kuliner , Beliau memperoleh modal untuk usaha angkring ini dengan meminjam uang di bank sebesar Rp 5.000.000,00 untuk biaya pembuatan gerobak dan untuk membeli dagangan yang akan dijual. Makanan yang dijual oleh beliau sebagai pengusaha angkring adalah nasi bungkus, tempe goreng, tahu, pisang goreng, dadar gulung, risoles, bakwan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sedangkan minuman yang dijual adalah “wedang jahe”, jahe susu, es teh, teh manis, es jeruk, dan masih banyak aneka minuman yang tersedia
Semoga proposal ini dapat menjadi pembelajaran bagi saya sendiri dan pembacanya.atas perhatianya di ucapkan terima kasih

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmatnya kita dapat menyelesaikan laporan wawancara ini. Laporan ini dibuat sebagai bukti bahwa saya sebagai penulis telah melaksanakan wawancara di Badegan Ponorogo.
Saya berupaya semoga laporan ini sesuai dengan harapan pembaca. Dalam menyusun laporan ini saya tidak mengurangi apa yang terkandung dalam tujuan mengetahui bagaimana cara memulai usaha angkringan dari nol.Tidak lupa saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada Mas Agit, karena telah meluangkan waktu untuk kami wawancara.
Perkenankan kami mengucapkan terima kasih, terutama kepada orang tua kami yang telah memberi dorongan dalam penyusunan laporan ini, dosen kami yang telah membimbing kami, teman-teman kami yang telah memberi semangat dan narasumber yaitu Mas Agit. Segala saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan laporan ini akan kami terima dengan senang hati. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau siapa saja yang membutuhkan. Amin.


DAFTAR ISI

RANGKUMAN EKSEKUTIF........................................................................................ 2
KATA PENGANTAR...................................................................................................... 3
        DAFTAR ISI................................................................................................................. 4           
BAB I
Pendahuluan................................................................................................................... 5
  A.  Latar Belakang masalah.......................................................................................... 5
  B.  Perumusan Masalah................................................................................................. 5
        C.    Tujuan Penulisan..................................................................................................... 5
        D.     Metode Pengumpulan Data................................................................................... 6
        E.     Manfaat Penulisan.................................................................................................. 6
BAB II
      Pembahasan.................................................................................................................... 7           
      A.     Pengertian Angkring............................................................................................... 7
      B.    Profil Narasumber.................................................................................................... 7
C.     Hasil Wawancara dengan Narasumber.................................................................... 8
1. Pengusaha Angkring............................................................................................. 8
2. Murah Meriah....................................................................................................... 9
 BAB III
     Penutup.......................................................................................................................... 11         
A.    Kesimpulan....................................................................................................... 11
B.    Saran-Saran....................................................................................................... 11
C.    Grafik Penjualan............................................................................................... 11
  

BAB I
Pendahuluan

   A.    Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya setiap manusia di dunia ini mempunyai sifat ingin sesuatu yang sempurna atau lebih dari sesuatu yang diperolehnya. Dari sisi kehidupan ekonomi sesorang misalnya, manusia selalu ingin mendapatkan pekerjaan yang layak agar dapat menghidupi dirinya sendiri beserta keluarganya. Namun masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan masih sangat banyak. Saya selaku tim penulis ingin mengetahui bagaimana cara untuk mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia. Oleh karena itu, Saya ingin melakukan observasi dan wawancara dengan seorang pengusaha yang memulai usahanya dari nol agar masyarakat Indonesia dapat meneladaninya dan terbebas dari kemiskinan.

   B.     Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 
   1.      Bagaimana usaha seorang pengusaha agar usahanya maju?
   2.      Hal-hal apa saja yang dilakukan seorang pengusaha jika mengalami suatu kegagalan?
   3.      Apa yang dilakukan pengusaha untuk menarik minat konsumen?
 
   C.    Tujuan Penulisan
Dalam penulisan laporan ini, Saya selaku tim penulis memiliki beberapa tujuan yaitu:
   1.      Tujuan umum yang terdiri dari:
      a.       Untuk melatih dan menambah pengalaman saya dalam melakukan wawancara.
      b.      Untuk menambah wawasan saya tentang kehidupan pengusaha angkring dan lingkungan sekitar kita.
   2.      Tujuan khusus yang terdiri dari:
      a.       Sebagai tugas untuk memenuhi penilaian mata kuliah KEWIRAUSAHAAN. 
   D.     Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan laporan ini, Saya mengumpulkan data dengan menggunakan metode-metode sebagai berikut:
1.    Wawancara atau interview, yaitu metode pengumpulan data melalui dialog dengan narasumber sebagai pemberi informasi.
2.    Observasi atau pengamatan, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan meninjau keadaan secara langsung, dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya.
   E.     Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kehidupan ekonomi yang ada di lingkungan sekitar kita yang dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran bangsa Indonesia sehingga dapat memberi masukan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya agar terbebas dari kemiskinan dengan meneladani usaha dan sikap pantang menyerah saat mengalami kegagalan seperti yang dimiliki oleh narasumber.

BAB II
Pembahasan

    A.     Pengertian Angkring
Angkringan (berasal dari bahasa Jawa “Angkring” yang berarti duduk santai) adalah sebuah gerobak dorong yang menjual berbagai macam makanan dan minuman yang biasa terdapat di setiap pinggir ruas jalan di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Jika di Solo, angkringan dikenal sebagai warung hik. Gerobak angkringan biasanya ditutupi dengan kain terpal plastik dan bisa memuat sekitar 8 orang pembeli. Beroperasi mulai sore hari, mengandalkan penerangan tradisional yaitu lampu minyak , dan juga dibantu oleh terangnya lampu jalan.
Makanan yang dijual meliputi nasi bungkus atau nasi kucing, gorengan, sate usus ayam, sate telor puyuh, kripik dan lain-lain. Minuman yang dijual juga beraneka macam seperti teh, jeruk, kopi, tape, “wedang jahe” dan susu. Semua dijual dengan harga yang sangat terjangkau.
Meski harganya murah, namun konsumen warung ini sangat bervariasi. Mulai dari tukang becak, tukang bangunan, pegawai kantor, mahasiswa, seniman, bahkan hingga pejabat dan eksekutif. Antar pembeli dan penjual sering terlihat mengobrol dengan santai dalam suasana penuh kekeluargaan.
Angkringan juga terkenal sebagai tempat yang egaliter karena bervariasinya pembeli yang datang tanpa membeda-bedakan strata sosial atau SARA. Mereka menikmati makanan sambil bebas ngobrol hingga larut malam meskipun tak saling kenal tentang berbagai hal atau kadang berdiskusi tentang topik-topik yang serius. Harganya yang murah dan tempatnya yang santai membuat angkringan sangat populer di tengah kota sebagai tempat persinggahan untuk mengusir lapar atau sekedar melepas lelah.

    B.    Profil Narasumber
Setelah saya melakukan wawancara dengan narasumber seorang pengusaha angkring, saya mendapatkan informasi mengenai biodata beliau. Berikut ini merupakan profil narasumber.
Nama                : Septya Agit
Jenis kelamin    : Laki-laki
Kota asal          : Ponorogo
Alamat              : RT/ RW 05/03 Ds Badegan, kec Badegan, Kab Ponorogo
Pekerjaan          : Pengusaha angkring
Motto               : Gagal lebih baik daripada tidak pernah mencoba

   C.     Hasil Wawancara dengan Narasumber
Saya selaku tim penulis telah melaksanakan wawancara yang bertopik “pengusaha yang memulai usahanya dari nol dan pantang menyerah” dengan narasumber Mas Agit yang bekerja sebagai pengusaha angkring. Berikut ini merupakan hasil wawancara saya dengan narasumber.

1.      Pengusaha Angkring
Mas Agit adalah seorang pengusaha angkring yang berasal dari Desa Badegan. Beliau membuka usaha angkring tidak lain karena terilhami oleh jajanan malam Yogyakarta. Beliau memulai usahanya pada tahun 2013 dan masih bertahan sampai sekarang. Dulu, beliau hanya nekat untuk membuka usaha angkring ini. Beliau memperoleh modal untuk usaha angkring ini dengan meminjam uang di bank sebesar Rp 5.000.000,00 untuk biaya pembuatan gerobak dan untuk membeli dagangan yang akan dijual. Makanan yang dijual oleh beliau sebagai pengusaha angkring adalah nasi bungkus, tempe goreng, tahu, pisang goreng, dadar gulung, risoles, bakwan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sedangkan minuman yang dijual adalah “wedang jahe”, jahe susu, es teh, teh manis, es jeruk, dan masih banyak aneka minuman yang tersedia. Makanan yang menjadi ciri khas dari angkring tersebut adalah nasi bungkus atau yang sering disebut dengan “nasi kucing”. Disebut nasi kucing karena makanan tersebut seperti makanan kucing, yakni nasi diberi ikan tongkol dan diberi sambal. Harga nasi bungkus atau nasi kucing tersebut dari beliau adalah Rp 2500,00. Jika nasibnya beruntung, maka waktu yang ramai dikunjungi oleh pembeli adalah dari pukul 17.00–20.00 WIB.. Bila dagangan tidak habis terjual, yang masih bisa dimanfaatkan maka akan dimanfaatkan oleh beliau. Misalnya tempe, jika tidak habis terjual akan dipotong-potong kemudian dijadikan kering untuk lauk pauk, jika nasi tidak habis terjual maka nasi tersebut dijemur dan dijadikan makanan ternak. Pendapatan beliau tidak pasti, tetapi modal pasti bisa kembali. Cara beliau untuk menarik minat pembeli cukup dengan memasang spanduk yang berisi tentang apa saja makanan dan minuman yang tersedia di situ. Apabila ada perayaan atau hari besar tertentu, ada perbedaan penghasilan yang beliau peroleh. Misalnya pada malam tahun baru, di warung angkring keadaannya sangat ramai pembeli, kadang-kadang pukul 22.00 WIB saja sudah pulang, tetapi jika tidak ada peringatan hari besar penghasilannya biasa-biasa saja. Menjadi pengusaha angkring ternyata juga mempunyai pelanggan, tetapi kadang-kadang juga banyak pembeli baru. Misalnya pada saat orang bepergian jauh, mereka mampir di warung-warung angkring beliau, juga banyak supir-supir yang mampir di warung beliau dan tidak sedikit pula dari mereka yang menjadi pelanggan beliau. Apabila cuaca buruk, misalnya hujan sangat mempengaruhi penjualan angkring tersebut karena para pembeli malas untuk pergi keluar rumah, jadi kadang makanan masih banyak yang tidak terjual. Sebenarnya beliau tidak menerima pesanan, tetapi jika ada orang yang pesan makanan maka beliau layani. Tetapi jarang yang memesan makanan di warung beliau.  

2.      Murah Meriah
Gorengan yang dijual juga bermacam-macam. Ada tempe, bakwan, pisang, tahu, dan sebagainya. Mas Agit menjelaskan, harga nasi bungkus hanya Rp 2500,00 , gorengan Rp 500,00 , dan minuman bergantung pada jenisnya. Teh dijual Rp 2.000,00 , kopi Rp 2.000,00 , susu Rp 3.500,00 , dan jahe susu Rp 4.000,00.
Mas Agit mengatakan, setiap pedagang berjualan selepas ashar sampai sekitar pukul 01.00 dini hari. Pemasaknya ada sendiri. Untuk gorengan, dia mengambil untung Rp 500,00 dan wedang atau minuman serta nasi mendapat Rp 1000,00.
Hal serupa terjadi di tempat-tempat lain. Sekali makan, cukup Rp 5.000,00-10000,00 sudah kenyang sambil minum teh panas dan menghisap sebatang rokok eceran. Saking larisnya, penjual sering kehabisan es balok dan harus beli eceran ke kios sebelah.
Pelanggan silih datang pergi, baik nongkrong di warung maupun membeli untuk dibawa pulang. “Lumayan, bisa untuk ganjal perut”, kata seorang pembeli kepada Mas Agit yang dengan lahap makan di angkringan. Murah meriah dan praktis, mungkin itulah kata kuncinya.
Lalu, siapa pemuda penjual wedang angkring yang jeli memanfaatkan peluang itu? dia adalah Mas Agit, lelaki asli Badegan ponorogo.
Ia terilhami oleh makanan dan wedang angkring di Yogyakarta yang punya pelanggan bukan hanya para buruh angkut dan rakyat kecil, namun juga para mahasiswa dan masyarakat elit.
Pedagang hik ini berjualan di sudut-sudut jalan, gang depan toko, dan hotel hingga larut malam. Konsumennya selain tukang becak juga anak-anak dan orang-orang dewasa.

BAB III
Penutup

A.          Kesimpulan
Setelah saya menyelesaikan penulisan laporan ini, akhirnya saya dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Jika kita melakukan wawancara, hendaknya kita memilih narasumber yang tepat sesuai dengan topik tujuan wawancara kita.
2.      Kita harus sungguh-sungguh dalam melaksanakan kegiatan atau pekerjaan apa pun.
3.      Mas Agit merupakan seorang pengusaha yang tidak mengenal lelah dan berusaha dengan sungguh-sungguh agar mendapatkan apa yang ingin dicapainya.
4.      Untuk mencapai tujuan yang diharapkan perlu pengorbanan dan tekad yang kuat untuk mencapainya.
B.     Saran-saran
1.      Kita sebagai generasi muda sebaiknya mencontoh sifat-sifat teladan yang dimiliki oleh Mas Agit sebagai bekal kehidupan di masa yang akan datang.
2.      Saya sadar bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan, sehingga bisa bermanfaat bagi saya selaku tim penulis.
C. Grafik Penjualan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar